Kamis, November 27, 2008

KEUNGGULAN MATA UANG EMAS DAN PERAK

KEUNGGULAN MATA UANG EMAS DAN PERAK

Oleh KH. M. Shiddiq Al-Jawi


Pengantar

Ketika dunia menggunakan emas dan perak sebagai mata uang, tidak pernah terjadi sama sekali masalah-masalah moneter (masyakil naqdiyyah), seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan anjloknya daya beli. Profesor Roy Jastram dari Berkeley University AS dalam bukunya The Golden Constant telah membuktikan sifat emas yang tahan inflasi. Menurut penelitiannya, harga emas terhadap beberapa komoditi dalam jangka waktu 400 tahun hingga tahun 1976 adalah konstan dan stabil. (Nurul Huda dkk, 2008:104).


Masalah-masalah moneter itu justru terjadi setelah dunia melepaskan diri dari standar emas dan perak serta berpindah ke sistem uang kertas (fiat money), yaitu mata uang yang berlaku semata karena dekrit pemerintah, yang tidak ditopang oleh logam mulia seperti emas dan perak. Dalam sistem Bretton Woods yang berlaku sejak 1944, dolar masih dikaitkan dengan emas, yaitu uang $35 dolar AS dapat ditukar dengan 1 ounce emas (31 gram). Namun pada 15 Agustus 1971, karena faktor ekonomi, militer, dan politik, Presiden AS Richard Nixon akhirnya menghentikan sistem Bretton Woods itu dan dolar tak boleh lagi ditukar dengan emas. (Hasan, 2005). Mulailah era nilai tukar mengambang global yang mengundang banyak masalah. Dolar semakin terjangkit penyakit inflasi. Pada tahun 1971 harga resmi emas adalah $38 dolar AS per ounce. Namun pada tahun 1979 harganya sudah melonjak jadi $450 dolar AS per ounce. (El-Diwany, 2003).

Read More, Klik >>
http://khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=517&Itemid=47

Sabtu, November 22, 2008

| do you remamber 1924 |

do you remamber 3 Maret 1924 ?

Apakah Anda melihat apa yang saya lihat ?
Apakah Anda mendengar apa yang saya dengar ?
Apakah Anda tahu apa yang saya ketahui ?
Apakah Anda Merasakan apa yang saya rasakan ?

do you remamber Maret 3 Maret 1924 ?

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Tepat 28 Rajab 1429 H ini, kita telah memperingati 86 tahun momentum yang paling menyakitkan bagi umat Islam di seluruh dunia, yaitu runtuhnya Khilafah. Tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924, Kemal Attaturk (seorang agen Inggris), secara resmi membubarkan Kekhilafahan Turki Utsmani. Malam harinya, tengah malam, Khalifah Islam terakhir, Sultan Abdul Majid, diusir!

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Curzon benar. Setelah sekitar 84 tahun menjadi republik, menerapkan hukum-hukum Barat sekular, dan membuang hukum-hukum Islam, Turki memang tidak pernah bangkit; kemakmuran tidak pernah terwujud; dan cita-cita untuk menjadi negara modern seperti Eropa tidak pernah terbukti. Turki bahkan nyaris bangkrut. Pada tahun 1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (uang Turki). Pada tahun 2004, 1 US$ setara 1.500.000 Turkish Lira. Turki telah lama mengalami mega inflasi (di atas 100% pertahun). Di Turki ongkos naik bis kota pernah mencapai sejuta!

Read more, Klik :
http://hizbut-tahrir.or.id/2008/07/29/khilafah-pasti-kembali-dengan-izin-dan-pertolongan-allah/

===================================================================

Sepanjang Abad 20 hingga kini, dunia yang kita diami diwarnai dengan persoalan-persoalan pelik yang tidak selesai diatasi umat manusia, sekalipun teknologi yang dimilikinya jauh lebih baik daripada zaman sebelumnya. Umat manusia kini memiliki dunia yang hampir seperti tanpa masa depan. Hal ini terjadi karena dunia dipimpin oleh suatu ideologi yang tidak manusiawi dan tidak membawa rahmat bagi seluruh alam, yakni kapitalisme-sekular, yang tidak menghendaki campur tangan agama dalam mengatur kehidupan.

Read more, Klik :
http://www.ukhwah.com/print.php?sid=1355

===================================================================

Pro-kontra seputar wajib dan tidaknya kaum Muslim menegakkan Khilafah Islam justru baru mu setelah Khilafah Islam itu sendiri—yakni Kekhilafahan Islam yang terakhir di Turki—dihancurkan oleh rezim Kemal Attaturk dengan dukungan dan rekayasa Inggris pada bulan tanggal 27 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924 M. Setelah itu, berbagai upaya untuk mengembalikannya pun diaborsi di tengah jalan. Konferensi Kairo dan Konferensi Hijaz adalah bukti nyata keberhasilan upaya mereka. Bukan hanya itu, mereka juga mulai menghapus jejak Khilafah, dan membuat berbagai buku yang menafikan keberadaan dan kewajibannya. Sebut saja, buku al-Islam wa Ushul al-Hukm yang ditulis atas nama Syaikh ‘Ali Abdurraziq, agen intelektual Inggeris, yang kemudian seluruh gelarnya dicabut oleh Universitas Al-Azhar.
Akibatnya, banyak dari generasi umat Islam saat ini yang seolah-olah tidak mengenal apa itu Khilafah. Tentu, ini sangat menyakitkan. Pasalnya, dalam sejarah, hanya Khilafahlah—selama lebih dari 13 abad lamanya—yang menjadi satu-satunya institusi yang menerapkan syariah Islam, pelayan dan pelindung umat Islam sekaligus penyebar risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad.

Read more, Klik :
http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=427&Itemid=47

Read more, Klik :
www.mail-archive.com/rantau-net@groups.or.id/msg02246.html

Read more, Klik :
www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/05/22/0011.html

Read more, Klik :
www.jamaahmuslimin.com/Dakwah/Artikel131.htm

Read more, Klik :
www.swaramuslim.net/islam/

Read more, Klik :
www.radarbanjar.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=43666

Read more, Klik :
www.radarbanjarmasin.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=43666

Success for us, Amin.